7.11.2009

AnTEna KaLEnG

Dalam pembuatan dokumentasi antena kaleng ini saya melakukan revisi
pada ukuran yang ternyata sangat-sangat keliru (semoga belum banyak yang
mencobanya). Saya juga menyertakan perhitungan dari beberapa situs yang saya
temukan, sekaligus menambahkan perhitungan mengguna sebuah software.

Ukuran yang digunakan untuk membuat antena adalah kaleng dengan
panjang 133 milimeter atau 13,3 centimeter, berdiameter 10 centimeter. Untuk
mencari kaleng dengan ukuran yang pas (tepat ukurannya) sangat sulit. Untuk
itu cobalah cari kaleng yang mempunyai diameter 10 cm dan panjangnya boleh
melebihi 13,3 cm. Pergilah ke supermarket dan belilah kaleng twister atau astor
(sekalian isinya tentunya). Kedua kaleng makanan ringan ini umumnya
ukurannya sudah sesuai dengan yang diharapkan. Anda juga bisa menggunakan
kaleng bekas pelumas yang ukurannnya kebanyakan mencukupi untuk
digunakan.
Dalam contoh perakitan ini saya menggunakan kaleng bekas margarin
(Blue Band) yang saya minta dari kawan saya M. Rizal (di bawa dari sulawesi,
maklum habis lebaran) .
Terima Kasih
Yogyakarta, april 2007
Hari Sudibyo, S.Amikom
1
Anda Perlu Tahu
Apa itu Wi-Fi?
Wi-Fi=Wireless Fidelity, Wire= kabel, less=tanpa
Jaringan tanpa kabel atau wireless networking merupakan cara yang cepat,
mudah untuk membangun jaringan, juga merupakan alternativ paling ekonomis
daripada membangun jaringan menggunakan kabel. Dapat digunakan untuk
menghubungkan jaringan antar gedung yang jaraknya sampai beberapa kilometer.
Standar saat ini yang banyak digunakan untuk membangun jaringan tanpa
kabel.
Standard Data Rate Frequency Comment
802.11a 54 Mbps 5.1-5.7GHz Cepat dan jangkauan lebih jauh, tapi lebih
mahal (perangkat dan frekuensi mahal)
dibandingkan dengan frekuensi 2.4GHz.
802.11b 11/22 Mbps 2.4GHz Sistem pertama yang hadir di pasaran
yang cocok untuk kebutuhan internal
(wireless home networking) dan
penggunaan antar bangunan.
802.11g 54 Mbps 2.4GHz Standar 2.4GHz terbaru banyak
memberikan fungsi yang sama dengan
standar 802.11b tetapi dengan transfer
data yang lebih tinggi.
Catatan:
Perlengkapan yang menggunakan standar IEEE 802.11a tidak bisa beroperasi
dengan perlengkapan yang menggunakan standard 802.11b. Tapi beberapa
pabrik kebanyakan menggabungkan kedua standar tersebut dalam produk yang
mereka jual (two in one). Contohnya punya saya yang sudah mendukung standar
b dan g. Tapi lebih baik cari yang three in one (tri-standard IEEE 802.11a/b/g wireless
networking), itu kalau ada.
Ini sebenarnya seperti dual mode pada radio AM/FM. Stasiun radio AM
dan FM mentranmisikan sinyal-sinyalnya menggunakan cara yang berbeda. Jadi
pendengar radio harus membeli dua radio untuk bisa mendengarkan siaran radio
tersebut, baik yang AM atau FM.
2
Makanya supaya pendengar tidak membeli dua radio untuk mendengar
iklan dari channel yang berbeda, ada pabrik yang membuat radio two in one, AM
dan FM dijadikan satu sehingga harganya lebih murah.
Ingat:
Frekuensi radio AM dan FM berbeda dengan frekuensi yang sedang di
bahasa di sini.
Mata bertemu mata
Jaringan tanpa kabel ini sedikit mempunyai kelemahan, yaitu tidak
bolehnya ada penghalang, seperti gedung, pohon, bahkan burung yang terbangpun
bisa bisa mengganggu karena menghalangi sinyal.
Juga perlu diperhatikan pemancar dan penangkap sinyal harus saling
berhadapan. Istilah asingnya Line of Sight (pandangan lurus atau mata bertemu
mata). Jika ada penghalang, maka secara otomatis sinyal akan terganggu dan
transfer data menjadi kacau bahkan koneksi terputus.
3
Perangkat Wi-FI
Penerus Sinyal
Access Point atau sering disebut dengan AP (bukan air putih),
sebenarnya mempunyai kesamaan fungsi dengan hub dan switch. Kalau saya sih
senang menyebutnya dengan station pemancar daripada penerus sinyal.
Access point merupakan tipe spesial dari wireless station yang menerima
transmisi radio dari station radio lainnya di jaringan wireless dan meneruskan
sinyal-sinyal tersebut ke jaringan terakhir.
Access Point bisa merupakan sebuah perangkat yang berdiri sendiri atau
sebuah komputer yang berisikan sebuah adapter jaringan wireless yang
berhubungan dengan special access point management software.
Penerima Sinyal
Berikut ini merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk menerima
sinyal Wi-Fi yang disebarluaskan oleh AP (Access Point).
4
PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), yang
biasa digunakan untuk laptop (kembali ke lap … top …)
PCI WLAN Card, digunakan untuk PC (personal computer) atau komputer
jangkrik yang tidak bisa diangkat-angkat.
USB Wi-Fi, bisa digunakan untuk laptop atau PC yang ada port USB-nya.
Biasanya harganya lebih murah dan mudah dibawa, tapi entah kalau untuk
barang dibawah ini, “linksys dan microsoft sih”. “Mahal ga ya ..?”
5
CF (Compact Flash) digunakan untuk PDA (Personal Digital Assistant), Anda
punya PDA?
6
MAKING CANTENNA
Apa itu antena kaleng?
Antena kaleng sebenarnya tidak jauh beda dengan antena TV yang sering
digunakan untuk menerima sinyal dari stasiun televisi, seperti INDOSIAR, RCTI,
SCTV, Trans TV, Metro TV dan tidak lupa RBTV. Bisa dikatakan antena kaleng
hanya sebagai penguat sinyal saja (ada pendapat lain ..?).
Antena kaleng merupakan alternativ lain jika sedang bokek, sedang
kurang duit untuk beli ekor babi (pig tail) yang harganya lumayan mahal, atau
kurang dana untuk membuat antena omni atau antena helikal.
Apakah lokasi rumah Anda dekat dengan hotspot area, atau Anda
seorang pemalas, malas keluar rumah, dan hanya mempunyai PC1 yang tidak
memungkinkan untuk diangkat-angkat keluar ruangan? Jika jawabannya ya,
maka antena kaleng cocok untuk Anda yang mempunyai dana terbatas.
Ingat, pastikan tidak ada penghalang yang cukup berarti dari tempat
tinggal Anda ke access point terdekat. Biasanya juga antena kaleng digunakan
untuk perang (wardriving).
Alat yang diperlukan
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dipersiapkan
sebelum membuat antena kaleng.
1. Sebuah kaleng yang mempunyai panjang 13,3 cm dan diameter 10 cm (kaleng
pelumas atau oli juga bisa digunakan).
2. PCMCIA Card (bila anda menggunakan laptop yang belum dilengkapi
perangkat Wi-Fi 802,11b atau 802,11g) yang mempunyai antena luar.
3. PCI W-Lan Card Wi-Fi 802,11b atau 802,11g (untuk anda yang menggunakan
PC, card tersebut ditancapkan ke Slot PCI).
4. Konektor SMA (untuk konektor yg menghubungkan kabel dengan Card
PCMCIA atau PCI W-lan card, biasanya beberapa jenis PCMCIA masih
menggunakan model pigtail dengan konektor SMA, SMB, SMC atau MCX
5. Kabel coaxial RG-58 yang panjangnya sebaiknya tidak lebih dari 15 meter.
6. Konektor N Plug (TNC Plug Connector RG 58 CRMPG) yang digunakan untuk
menghubungkan ke kabel.
7. Konektor N (TNC Connector segel chasis).
8. Baut dan mur (untuk menempelkan konektor N ke Antena kaleng).
1laptop juga bisa pake antena kaleng
7
9. Lempengan pipa kuningan yang gulungannya berdiameter 2,5-–-4 mm, bisa
juga menggunakan kawat tembaga yang diambil dari kabel listrik.
Macam-macam jenis kaleng, termasuk kaleng bekas pelumas juga bagus untuk digunakan.
PCI W-LAN Card D-Link DWL-G510 dan Kabel RG 58
Dari kiri kekanan: SMA Connector, Plug TNC RG 58 CRMPG, Socket TNC Segel Casis,
kawat tembaga, mur dan baut.
8
Nota pembelian konektor dan kabel
Alat bantu lainnya yang diperlukan:
1. Gergaji besi atau pisau untuk memotong kaleng yang terlalu panjang.
2. Mistar (penggaris) untuk mengukur panjang dan lebar kaleng.
3. Lakban (perekat) untuk merekatkan konektor dengan kabel.
4. Tang (penjepit) untuk mengencangkan mur dengan baut.
5. Obeng (pengencang) untuk memasang kartu dengan motherboard.
Kenali lebih dekat
Untuk lebih memudahkan dalam membeli konektor dan supaya tidak salah
pilih (maklum harga agak mahal) maka gambar diatas di potong-potong.
9
1. SMA Connector, konektor yang paling laris manis dan paling sulitnya
mencarinya. Entah kenapa konektor yang satu ini cepat sekali habis
persediaanya di toko-toko elektronik. Harganya sendiri Rp. 11.000;- bisa
didapatkan di Jl. Pangeran Mangkubumi Yogyakarata, nama tokonya
AUDIO.
2. Plug TNC RG 58 CRMPG, yang akan terhubung dengan kabel RG 58.
3. Socket TNC segel chasis atau N Connector. Tapi kalau dilihat dari
bentuknya tidak ada kemiripan dengan huruf N. atau ini bukan N
Connector (whatever, ga mau pusing ah yang penting tahu bentuknya) …
4. Kawat tembaga yang di pasang di ujung Socket TNC segel chasis.
5. Mur dan baut (4 pasang, maaf disini hanya ada tiga) yang digunakan
untuk melekatkan Plug TNC RG 58 CRMPG dengan kaleng supaya tidak
terlepas.
10
Persiapan Merakit
1. Persiapan alat-alat yang diperlukan dekat dengan Anda dan persiapkan
semua dengan benar.
2. Potong kaleng Anda jika panjangnya masih melebihi 13,3 cm
menggunakan gergaji atau pisau (kalau tidak ada gergaji besi), dan
buatkan lubang menggunakan obeng atau pisau kalau tidak ada bor
dengan jarak dari pinggir (dasar kaleng) 4,4 cm.
Ukuran yang digunakan
Berikut ini ukuran yang bisa Anda gunakan untuk membuat antena
kaleng yang diambil dari situs wire.less.dk2. Tapi perlu diketahui bahwa untuk
panjang kaleng disini tidak diperhitungkan. Anda bisa menggunakan kaleng
yang mempunyai panjang lebih dari 100 mm tanpa harus dipotong.
2 http://wire.less.dk/static/cantennahowto_metric.html
11
d (diameter kaleng
(mm))
b (dihitung dari dasar kaleng ke N
konektor (milimeter))
w (panjang kawat
(mm))
80 70,1 31,5
81 67,5 31,5
82 64,5 31,5
82,5 63,5 31,5
83 62,1 31,5
84 59,9 31,5
85 58,1 31,5
90 51,4 31,5
95 47,2 31,5
100 44,4 31,5
Untuk mendapatkan ukuran yang lebih tepat, Anda bisa menggunakan
software cantennator yang bisa di download secara gratis dari internet (gunakan
google kemudian ketikan kata kunci “cantennator”.
Berikut ini merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan kaleng
yang berdiameter 10 cm yang digunakan pada frekuensi 2,4 Ghz.
Perhatian: ganti angka 2.4 yang ada secara default dengan angka 2,4
(menggunakan koma). Kemudian konversikan 10 cm menjadi 100 mm, sehingga
akan menghasilkan perhitungan dengan panjang kaleng 137,76 mm (13,7 cm),
dan ukuran dari belakang kaleng ke N konektor sepanjang 45,92 cm (4,5 cm).
12
Cara merakit antena
Pertama (N Connector)
1. Ambil Socket TNC segel chasis atau N Connector yang telah disatukan
dengan kawat tembaga (panjangnya 31,5 cm) dan kaleng yang telah
dilubangi.
13
2. Masukan Socket TNC segel chasis atau N Connector yang telah disatukan
dengan kawat tembaga ke lubang kaleng yang telah disiapkan.
3. Kencangkan N Connector dengan kaleng menggunakan mur dan baut
menggunakan tang atau tangan (kalau tangannya kuat).
4. Bentuk akhir dari pekerjaan pemasangan mur dan baut dan penampakan
kawat tembaga yang telah terpasang.
14
Kedua (Plug N Connector)
langkah berikut merupakan langkah memasang kabel ke Plug TNC RG 58
CRMPG
1. Kupas terlebih dahulu kabel yang akan dihubungkan ke konektor.
Perhatikan dengan baik, jangan sampai ada kabel berserabut ikut masuk
kedalam ketika memasukan kabel ke konektor.
2. Hasil akhir pemasangan kabel dan pemasangan Plug TNC dengan N
Connector.
15
Ketiga (SMA Connector)
Langkah ini merupakan langkah terakhir perakitan antena kaleng, yaitu
menggabungkan kabel dengan SMA Connector. Ingat bahwa konektor SMA
terdiri dari tiga buah benda kecil (jarum, gelang dan konektornya itu sendiri)
1. Masukan terlebih dahulu gelang besi dari konektor SMA dengan kabel,
kemudian satukan kabel dengan konektor.
2. Masukan jarum ke tengah konektor yang nantinya akan dijadikan sebagai
penghubung ke WLAN Card. Usahakan pemasangan jarum ini rata
dengan pinggir konektor untuk memudahkan mecolokkan konektor ke
16
WLAN Card. Jangan memasukan dengan paksa jarum ke konektor kalau
memang tidak bisa. Kurangi kabel supaya memudahkan pemasangan
jarum.
Perhatian:
Hati-hati ketika menekan jarum, karena dapat melukai jari-jemari Anda yang
halus atau jarumnya yang patah.
3. Jika sudah terpasang dengan baik dan cukup kokoh jarumnya, coba
pasang konektor SMA dengan ujung konektor WLAN. Bila sudah
terpasang baik, akan tampak seperti pada gambar berikutnya.
17
Hasil akhir dari pekerjaan pembuatan antena kaleng. Sekarang saatnya Colok
dan Mainkan (Plug and Play).
18
Terhubung ke internet
Koneksi di Linux
Beberapa distro Linux mungkin sudah mengenali WLAN card Anda.
Tapi bila WLAN card yang digunakan belum dikenali dengan baik oleh sistem
operasi Linux, maka gunakan ndiswrapper. Ndiswrapper merupakan aplikasi
yang digunakan untuk memuat module driver wireless card yang berekstensikan
inf yang digunakan di Windows.
Download versi yang terbaru dari situs resminya. Sebagai contoh, saya
menggunakan ndiswrapper-1.7. Perlu diingat untuk menginstall ndiswrapper
diperlukan adanya source code dari kernel dan sedikit kerja keras.
Jika Anda sudah mendownloadnya silakan ekstrak file tersebut dengan
perintah tar xzvf untuk tar.gz atau tar xjvf untuk tar.bz2.
root@masaiga:# tar xzvf ndiswrapper-1.7.tar.gz
root@masaiga:# cd ndiswrapper-1.7
Langkah berikutnya hanya tinggal melakukan perintah make dan make install
tanpa harus dikonfigurasi terlebih dahulu.
root@masaiga:# make
root@masaiga:# make install
Cukup mudah untuk menginstal aplikasi ini. Setelah terinstall
selanjutnya siapkan driver WLAN card anda yang ada pada CD dan cari file
yang berekstensi inf. Karena kita hanya memerlukan file tersebut, meskipun
didalamnya terdapat banyak file. File ini bisa disalin keharddisk terlebih dahulu
untuk memudahkan saja.
Untuk menginstall driver cukup jalankan perintah ndiswrapper diikuti
opsi –i yang artinya install dan diikuti nama driver.inf. untuk lebih jelasnya lihat
baris perintah dibawah.
root@masaiga:# ndiswrapper –i NetA3AB.inf
Driver yang ada diatas adalah driver yang ada pada CD driver DLINK
DWL-G510, dan untuk sekedar meyakinkan apakah driver telah terinstall
dengan baik, mak digunakan perintah ndiswrapper –l.
root@masaiga:# ndiswrapper -l
Installed drivers:
neta3ab driver present, hardware present
Driver yang telah terinstall sepenuhnya belum dikenali oleh sistem
19
operasi Linux. Untuk memperkenalkannya dan supaya bisa digunakan dan
langsung mengenali WLAN card yang terpasang gunakan perintah modprobe,
perintah yang digunakan untuk memuat module kedalam system.
root@masaiga:# modprobe ndiswrapper
Biasanya WLAN card di Linux dikenali dengan wlan0, meskipun
terkadang juga dikenal dengan nama yang lain misalnya eth1 atau juga eth01.
Dalam sistem operasi yang saya gunakan dikenali dengan wlan0, maka untuk
mengaktifkannya dijalankan perintah seperti dibawah.
root@masaiga:# ifconfig wlan0 up
Langkah berikut ini adalah langkah yang sangat penting, karena untuk
dapat terhubung dengan WiFi kita harus mengenal SSID atau identitas dari AP
(pemancar sinyal). Untuk scanning dapat digunakan perintah iwlist.
root@masaiga:# iwlist wlan0 scan
wlan0 Scan completed :
Cell 01 - Address: 00:30:1A:09:7C:15
ESSID:"Smart.Amikom.Yogyakarta"
Protocol:IEEE 802.11b
Mode:Managed
Frequency:2.457 GHz (Channel 10)
Quality:0/100 Signal level:-89 dBm Noise
level:-256 dBm
Encryption key:off
Bit Rate:1 Mb/s
Bit Rate:2 Mb/s
Bit Rate:5.5 Mb/s
Bit Rate:11 Mb/s
Extra:bcn_int=100
Extra:atim=0
Dari hasil scanning diatas diketahui bahwa ada Access Point dengan SSID
“Stmik.Amikom.Yogyakrta”. Untuk dapat terhubung dengan Acces Point
tersebut lakukan konfigurasi seperti dibawah.
Perhatikan juga huruf besar dan kecil yang tercantum pada alamat ESSID
yang ada pada Acces Point.
root@masaiga:# iwconfig wlan0 essid “Smart.Amikom.Yogyakarta”
Syarat yang tak kalah penting untuk bisa terhubung dengan Access Point
adalah adanya aplikasi DHCP yang terinstall pada komputer. Perlu juga
diketahui bahwa IP yang diberikan DHCP server terhadap client-nya sifatnya
dinamis (selalu berubah).
Jadi setiap kali jika client menginginkan koneksi ke DHCP server maka
DHCP client megirimkan request untuk dapat diberikan alamat IP yang belum
20
terpakai, dan secara otomatis server akan memberikan alamat IP tersebut.
root@masaiga:# dhclient wlan0
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.3
Copyright 2004-2005 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/products/DHCP
Listening on LPF/wlan0/00:11:95:94:07:c3
Sending on LPF/wlan0/00:11:95:94:07:c3
Sending on Socket/fallback
DHCPREQUEST on wlan0 to 255.255.255.255 port 67
DHCPREQUEST on wlan0 to 255.255.255.255 port 67
DHCPDISCOVER on wlan0 to 255.255.255.255 port 67 interval 6
DHCPOFFER from 10.152.1.1
DHCPACK from 10.152.1.1
bound to 10.152.1.45 -- renewal in 266 seconds
Untuk memastikan berapa nomor IP yang diberikan oleh DHCP server
maka gunakan perintah ifconfig.
Sebagai contoh, komputer client diberikan IP 10.152.1.45 dengan
broadcast 10.152.1.255 dan Netmask 255.255.255.0
root@masaiga:# ifconfig wlan0
wlan0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:94:07:C3
inet addr:10.152.1.45 Bcast:10.152.1.255
Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:220 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:24388 (23.8 Kb) TX bytes:2394 (2.3 Kb)
Interrupt:5 Memory:ffdf0000-ffe00000
Koneksi di Windows
Untuk dapat terkoneksi dengan Wi-Fi, pastikan services dari wireless
aktiv, dan driver dari WLAN card sudah terinstall. Untuk mengetahui apakah
services tersebut telah aktiv atau belum, jalankan perintah services.msc dari run
command (gunakan windows key+R atau dari start dan pilih run).
21
Pastikan Wireless Zero Configuration telah aktiv, bila belum aktiv klik dua
kali pada Wireless Zero Configuration dan jalankan servisnya. Kemudian lakukan
scanning untuk mencari sinyal yang dapat dipakai.
Buka control panel---network connection---Wireless Network Connection (pilih
icon pada card WiFi), kemudian klik kanan pada icon sehingga tampil gambar
seperti dibawah (klik pada tab “Wireless Networks”.
Klik pada “View Wireless Networks”, untuk menampilkan sinyal Wi-Fi
yang terdeteksi. Pada gambar dibawah tampak telah terdeteksi WiFi yang dapat
dijangkau dengan SSID “Smart.Amikom.Yogyakarta”.
22
Klik pada SSID yang ditemukan dan Tekan tombol “Connect” untuk
memulai koneksi kejaringan WiFi yang tersedia.
Selamat Anda sudah berhasil terkoneksi, cobalah buka bloggernya om
hari di http://alyauma.wordpress.com untuk melihat apakah koneksinya berjalan
dengan baik.
SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA BERHASIL
23
DAFTAR PUSTAKA
Danny Briere,Walter R. Bruce III, and Pat Hurley, “Wireless Home Networking
FOR DUMmIEs”, Wiley Publishing, Inc, 909 Third Avenue New York NY
10022, 2003
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2calc.php
http://www.solwise.co.uk/index.html
http://www.turnpoint.net/wireless/index.html
Sebastian Büttrich, “Cantenna Building Instructions”, sebastian @ wire.less.dk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar